Blog Rakamin Academy

Panduan Praktis Menyusun Desain UI/UX Bagi Desainer Software

Prakerja 9 Mei 2024

Desain antarmuka pengguna (UI) dan Pengalaman pengguna (UX) memainkan peran krusial dalam kesuksesan rancangan perangkat lunak. Seorang desainer software dituntut untuk menciptakan pengalaman yang intuitif, efisien, dan menarik bagi pengguna. Desain antarmuka yang baik tidak hanya tentang estetika visual, tetapi juga tentang fungsionalitas dan kegunaan. Seorang desainer software harus mampu menggabungkan prinsip-prinsip desain UI/UX yang baik dengan pemahaman yang mendalam tentang kebutuhan dan preferensi pengguna.

Dengan demikian, mereka dapat menciptakan perangkat lunak yang tidak hanya menarik secara visual, tetapi juga mudah digunakan, membantu pengguna menyelesaikan tugas mereka dengan lancar, dan menciptakan pengalaman yang memuaskan. Desainer software juga perlu terus mengikuti perkembangan terbaru dalam desain UI/UX dan memperbarui keterampilan mereka sesuai dengan perkembangan teknologi dan kebutuhan pengguna yang terus berubah. Dengan demikian, mereka dapat terus mempertahankan kualitas dan relevansi desain perangkat lunak mereka di pasar yang kompetitif. Berikut adalah panduan langkah demi langkah untuk menyusun desain UI/UX yang efektif bagi desainer software. Simak yuk sobat Rakamin!

1. Pahami Siapa Target Pengguna dan Kebutuhannya

Sebelum kamu memulai untuk menyusun desain UI/UX untuk kebutuhan sistem perangkat lunak, hal yang kamu perlu ketahui adalah menentukan dan memahami siapa target dan pengguna sasaran yang kamu tuju. Kemudian, kamu perlu mengidentifikasi lebih jauh tentang kebutuhan, preferensi, dan apa permasalahan yang dihadapi oleh pengguna tersebut. Ini penting untuk memastikan bahwa desain yang kamu buat benar-benar memenuhi kebutuhan mereka. Pendalaman soal siapa pengguna sasaran yang akan kamu tuju bisa dilakukan melalui berbagai metode, seperti wawancara pengguna, survei, observasi, dan analisis data pengguna. Dengan memahami pengguna secara menyeluruh, kamu dapat merancang desain UI/UX yang tidak hanya menarik secara visual, tetapi juga berfungsi dengan baik dan memberikan nilai tambah bagi pengguna.

2. Tetapkan Tujuan Desain yang Jelas dan Terstruktur

Berikutnya masuk pada tujuan desain seperti apa yang ingin kamu terapkan dalam pembuatan rancangan perangkat lunak. Apakah desain yang kamu buat ini akan berdampak pada pengurangan waktu loading time, peningkatan keterlibatan pengguna, atau tujuan lainnya yang relevan dengan kebutuhan pengguna dan strategi produk yang ditetapkan. Setiap tujuan desain harus diarahkan untuk meningkatkan pengalaman pengguna secara keseluruhan dan mencapai hasil yang diinginkan.

Dengan memiliki pemahaman yang jelas tentang tujuan desain, kamu dapat fokus pada aspek-aspek spesifik dari desain UI/UX yang mendukung pencapaian tujuan tersebut. Misalnya, jika tujuanmu adalah mengurangi waktu loading time, maka kamu perlu memperhatikan faktor-faktor seperti optimasi performa, pengurangan elemen yang tidak perlu, dan penyesuaian tata letak agar responsif dan efisien.

3. Atur Informasi Secara Hierarkis

Hal berikutnya yang kamu perhatikan saat membuat desain UI/UX untuk kebutuhan software adalah kamu perlu mengatur informasi secara hierarkis untuk memastikan pengguna dapat dengan mudah menavigasi dan menemukan apa yang mereka butuhkan. Pengaturan informasi secara hierarkis membantu dalam mengurutkan pentingnya konten dan fungsi-fungsi dalam antarmuka pengguna. Dengan menyusun informasi dengan baik, pengguna akan dapat menemukan fitur-fitur utama dengan cepat dan mengurangi kebingungan saat menggunakan perangkat lunak.

Teknik pengaturan informasi hierarkis dapat meliputi pengelompokan berdasarkan fungsi, kategori, atau prioritas, serta penggunaan elemen visual seperti ukuran, warna, dan penempatan untuk membedakan level pentingnya informasi. Dengan demikian, desain UI/UX yang baik harus mampu menyampaikan informasi secara efektif dan mengarahkan pengguna menuju interaksi yang diinginkan dengan intuitif.

4. Buat Desain UI Seresponsif Mungkin

Desain UI yang dirancang haruslah responsif. Maksudnya adalah desainer perlu menyelaraskan ukuran dan tata letak elemen-elemen antarmuka pengguna agar dapat menyesuaikan diri dengan berbagai perangkat dan ukuran layar yang berbeda. Ini mencakup pengaturan elemen-elemen seperti tombol, teks, gambar, dan area interaktif lainnya agar tetap mudah diakses dan digunakan oleh pengguna, baik itu pada layar besar desktop maupun layar kecil ponsel. Dengan menerapkan desain responsif, pengguna akan dapat mengakses dan berinteraksi dengan perangkat lunak rancangan kamu dengan nyaman tanpa mengalami kesulitan navigasi atau pembacaan konten.

5. Fokus pada Keterbacaan dan Navigasi

Aspek keterbacaan dan navigasi juga menjadi poin penting dalam pembuatan desain UI/UX untuk kebutuhan software. Keterbacaan yang baik memastikan bahwa informasi yang disajikan dalam perangkat lunak dapat dengan mudah dipahami oleh pengguna. Ini termasuk penggunaan jenis huruf yang tepat, ukuran yang sesuai, dan kontras yang cukup antara teks dan latar belakang. Navigasi yang baik juga sangat penting untuk memandu pengguna melalui berbagai fitur dan fungsi perangkat lunak dengan lancar. Desain navigasi yang intuitif dan jelas dapat mengurangi hambatan pengguna dan meningkatkan efisiensi pengguna dalam menggunakan perangkat lunak tersebut. Dengan memperhatikan kedua aspek ini, desainer UI/UX dapat menciptakan pengalaman pengguna yang lebih baik dan memuaskan.

6. Selalu Terapkan Pola Desain yang Konsisten

Konsistensi merupakan kunci dalam pembuatan desain UI/UX yang efektif. Sebisa mungkin, gunakan pola desain yang konsisten. Hal ini mencakup penggunaan warna yang seragam, jenis huruf yang konsisten, penggunaan ikon yang sama untuk tindakan yang serupa, dan tata letak yang dapat diandalkan di seluruh aplikasi. Konsistensi membantu menciptakan pengalaman yang terprediksi bagi pengguna, meminimalkan kebingungan, dan mempercepat pemahaman terhadap antarmuka pengguna. Selain itu, konsistensi juga memperkuat citra merek dan identitas visual perangkat lunak rancangan kamu. Dengan mempertahankan konsistensi dalam desain UI/UX, pengguna akan merasa lebih nyaman dan terbiasa dengan aplikasi buatan kamu, yang pada gilirannya akan meningkatkan kepuasan dan retensi pengguna.

7. Lakukan Uji Prototipe Sebelum Rilis ke Publik

Untuk memastikan desain kamu sudah tepat atau belum, desainer perlu melakukan uji prototipe kepada pengguna beta sebelum rilis ke publik. Uji prototipe kepada pengguna beta adalah langkah kritis dalam proses pengembangan desain UI/UX. Dengan melakukan uji coba pada pengguna beta, desainer dapat mengumpulkan umpan balik langsung dari orang yang akan menggunakan perangkat lunak tersebut. Ini memberikan kesempatan bagi desainer untuk mengevaluasi respons pengguna terhadap desain, mengidentifikasi masalah potensial, dan membuat perbaikan sebelum perilisan ke publik. Uji prototipe ini dapat dilakukan melalui sesi pengujian pengguna langsung, survei, atau analisis perilaku pengguna menggunakan alat analitik. Dengan demikian, desainer dapat memastikan bahwa desain UI/UX mereka memenuhi ekspektasi pengguna dan menghasilkan pengalaman yang memuaskan saat digunakan.

8. Pertimbangkan Aksesibilitas Desain

Terakhir, kamu juga perlu mempertimbangkan aksesibilitas desain. Pastikan desain yang kamu buat tidak menimbulkan hambatan bagi pengguna dengan keterbatasan fisik atau sensorik. Hal ini mencakup aspek-aspek seperti kontras yang cukup antara teks dan latar belakang, navigasi yang dapat diakses dengan keyboard, dukungan untuk pembaca layar, dan tata letak yang responsif untuk berbagai ukuran layar. Dengan memperhatikan aksesibilitas, kamu memastikan bahwa pengalaman pengguna yang kamu ciptakan dapat diakses oleh semua orang tanpa terkecuali, sehingga meningkatkan inklusivitas dan kegunaan sistem perangkat lunak yang kamu desain.

Dengan mengikuti panduan tersebut, kamu bisa lebih leluasa dalam menyusun desain UI/UX yang efektif dan memikat pengguna sasaran khususnya untuk merancang perangkat lunak. Berbekal tujuan desain, memahami siapa pengguna potensial, dan penerapan prinsip-prinsip desain yang baik, kamu bisa menciptakan pengalaman yang mengesankan bagi pengguna khususnya dalam konteks perangkat lunak. Hal ini akan membantu meningkatkan adopsi produk, retensi pengguna, dan kepuasan pelanggan secara keseluruhan. Dengan fokus pada aspek-aspek seperti keterbacaan, navigasi yang intuitif, responsivitas antarmuka, dan konsistensi desain, kamu dapat menciptakan lingkungan yang menyenangkan bagi pengguna saat berinteraksi dengan perangkat lunak yang kamu rancang.

Pengen belajar desain tapi nggak bikin kantong kering? Rakamin Academy punya kelas menarik bagi kamu yang lagi tertarik untuk belajar desain. Kamu bisa kepoin kelasnya dan bisa kamu beli pelatihannya lewat Kartu Prakerja! Dengan mengikuti pelatihan di Rakamin Academy, kamu akan mendapatkan pengetahuan yang solid dan praktik langsung untuk mengoptimalkan kampanye digitalmu. Nggak cuma itu aja, kamu juga bisa mendapatkan Rakamin Points kalau berhasil menyelesaikan pelatihan sampai selesai. Seru banget kan? Jadi, gausah ragu lagi untuk ambil segera pelatihannya bersama Rakamin Academy dan mulailah meraih kesuksesan dalam dunia desain! Info lanjut, langsung cek aja di sini!

Tag

Reyvan Maulid

Writing about Data Science and Digital Marketing Topics. Penyuka Seblak dan Maklor!

Mantap! Kamu telah berhasil berlangganan.
Mantap! Selanjutnya, selesaikan pembayaran untuk akses penuh.
Selamat datang kembali! Kamu telah berhasil masuk.
Sukses! Akun kamu telah aktif, sekarang kamu bisa mengakses semua konten.