Blog Rakamin Academy

Aplikasikan 7 Skill Ini Agar Piawai Menjadi UI/UX Designer

Insights 4 Jul 2022

Profesi UI UX Designer kini banyak diminati seiring dengan menjamurnya keluaran aplikasi yang sangat memudahkan pengguna dalam menunjang aktivitas kesehariannya.

Bukan tidak mungkin apabila peran dari keduanya sangatlah dibutuhkan karena website dan aplikasi yang telah dibuat nantinya bisa sampai ke user dengan tepat.

Menariknya pada tahun 2021, posisi UX Designer masuk dalam kategori 50 pekerjaan terbaik (50 Best Jobs) versi Glassdoor di Amerika Serikat. Kriteria ini didasarkan pada gaji, prospek kerja dan lowongan yang tersedia.

Maka dari itu, tidak heran jika posisi ini sedang dicari-cari oleh jobseeker diluar sana.

Jadi buat kamu nih Sobat Rakamin yang tertarik untuk berkarir menjadi seorang UI UX Designer, kesempatan sangat terbuka lebar di berbagai perusahaan.

Tapi kamu juga harus siap untuk menghadapi persaingan yang ketat oleh kandidat-kandidat lainnya. Salah satu caranya adalah dengan mengaplikasikan skill yang setidaknya dimiliki oleh seorang UI UX Designer.

Sebab, ketika sudah terjun di dunia desain maka skill-skill berikut yang akan menolong dalam keseharian pekerjaan seorang UI UX Designer. Kalian pasti penasaran kan apa saja skill ui ux yang harus dikuasai? Simak terus ya Sobat Rakamin!

1.Apakah UI UX harus pintar desain?

Eitss, sebelum kita kulik-kulik lebih jauh tentang skill ui ux ada yang mau lewat dulu nih.

Banyak orang yang bertanya apakah posisi UI UX Designer harus bisa menggambar?

Apakah posisi UI UX harus pinter desain?

Jawabannya harus ya teman-teman. Nah, untuk sejauh mana harus menguasai apanya itu kembali lagi tergantung kebutuhannya.

Melihat ada kata designer yang ada di belakang nama posisi UI UX maka skill menggambar dan mendesain sangat dibutuhkan.

Makanya kenapa ada orang yang lebih nangkep untuk dijelaskan dengan menggunakan gambar bukan dengan penjelasan lisan.

UI UX nantinya akan bertugas untuk membuat mockup, wireflow dan prototype yang digunakan sebagai bahan dalam pembuatan rancangan aplikasi.

Nah, jadi sudah paham ya disini. Sekarang kita langsung bahas skill ui ux apa yang harus dikuasai.

2. Visualisasi Desain

Namanya juga seorang desainer pastinya tidak akan jauh-jauh dengan media visual.

Berbeda dengan analis yang berkomunikasi dengan hasil dan based on data. Seorang desainer berkomunikasi dengan user dengan menggunakan media visual.

UI UX Designer perlu membangun komunikasi visual kepada pengguna.

Hal ini dilakukan agar pengguna paham dengan visualisasi desain yang ingin kita sampaikan.

Banyak elemen visual yang bisa kita bagikan kepada user atas visualisasi yang sudah dibuat oleh designer.

Mulai dari tipografi, warna, jenis font, gambar, tata letak, ikon logo, dan lain-lain.

Apalagi seorang designer juga perlu memiliki sense untuk melakukan pemilihan warna yang sesuai dengan informasi yang ingin disampaikan.

3.Kemampuan UX Research

Skill UX research adalah kemampuan seseorang untuk meneliti dan mengumpulkan data mengenai perilaku, kebutuhan, serta motivasi calon pengguna baik berbentuk kualitatif maupun kuantitatif.

Metode penelitian yang dapat dilakukan adalah wawancara, observasi, survei, ataupun Focus Group Discussion (FGD) dengan calon pengguna. Hasil penelitian ini kemudian akan menjadi panduan ataupun pedoman desainer dalam membuat dan mengembangkan produk digital.

4. Kemampuan Wireframing dan Prototyping

Dalam pekerjaan UI UX dikenal dengan beberapa istilah dalam product development yaitu wireframe, mockup dan prototype.

Bagi kalian seorang pemula di bidang UI UX maka istilah-istilah berikut perlu kalian pahami untuk bisa menjadi seorang UI UX Designer yang handal.

Ketiganya digunakan untuk mengilustrasikan konsep, mendapatkan feedback dan kesepakatan bersama dengan tim untuk membuat rancangan aplikasi mobile yang tepat terkait apa yang dibutuhkan oleh calon pengguna.

Biar lebih jelas, berikut adalah masing-masing penjelasannya.

Wireframe

Kita mulai dengan wireframes. Wireframes adalah dasar pijakan untuk pembuatan rancangan aplikasi.

Wireframe diilustrasikan seperti penggambaran hitam dan putih yang terdiri dari kotak abu-abu dan teks singkat untuk mewakili produk yang dibuat.

Dalam sesi brainstorming bersama dengan team product, seorang UI UX Designer menggunakan wireframe untuk bahan eksekusi.

Pembuatannya bisa dilakukan dengan menggunakan pensil dan kertas, papan tulis maupun tools UI UX.

Tidak harus menunggu dari UX Designer, pembuatan wireframe ini bisa dilakukan oleh Product Manager untuk menuangkan kreativitasnya.

Mockup

Setelah wireframe dibuat, tahapan selanjutnya adalah pembuatan mockup.

Mockup disusun dengan menambahkan unsur lain seperti skema warna, font, ikon, dan elemen navigasi.

Disini seorang UX Designer membuat lebih dari satu mockup untuk dijadikan sebagai landasan product manager dalam pengambilan keputusan.

Dalam mockup, akan ada beberapa tambahan-tambahan tertentu seperti konten dalam desain.

Oleh karena itu, keterampilan UI UX Designer sangat diperlukan dalam membuat mockup.

Mereka akan menggunakan software untuk membuat rancangan mockup.

Nantinya hasil pembuatan mockup ini akan dipresentasikan kepada para stakeholders.

Prototype

Lanjut ada prototype yang juga bahan dalam membuat aplikasi. Pastinya sebelum aplikasi ini dirilis tentu ada tahapan uji kelayakan yang harus dihadapi.

Prototipe ini nantinya akan digunakan dalam usability testing. Pengujian inilah yang bisa mendatangkan masukan dari user terkait aplikasi yang akan dirilis.

Setelah dibuat, prototype ini merupakan alat yang sangat berharga dalam usability testing.

Kemampuan untuk melihat bagaimana pengguna sebenarnya berinteraksi dengan produk atau fitur memberikan wawasan berharga untuk seluruh tim produk.

Setelah sesi usability testing selesai dan feedback dikumpulkan, prototype pindah ke tim development untuk dieksekusi menjadi sebuah aplikasi atau fitur yang sebenarnya.

Wireframe, mockup, dan prototipe bisa memastikan upaya Anda dalam mengembangkan produk menjadi optimal.

Ketiganya bisa membantu dalam memastikan bahwa pengembangan produk bisnis Anda dapat berjalan secara optimal.

5. Agile

Yang dimaksud dengan Agile disini adalah metodologi yang biasanya dipakai dalam aplikasi mobile maupun digital apps lainnya.

Dengan penerapan Agile maka proses desain dan development dilakukan secara berulang dan deliverable beberapa kali.

Pastinya bagi seorang UX Designer, mengoperasikan metodologi agile dalam mobile application sangatlah berguna.

Namun ada beberapa hal yang perlu diperhatikan untuk bisa mengaplikasikan metodologi agile:

  • Perlu menjaga komunikasi yang baik dengan seluruh anggota tim. Mulai dari product owner, developer, klien, sampai pada end-user. Hal ini diperlukan dan detail pengerjaan menjadi jelas. Membentuk komunikasi yang baik juga dilakukan untuk menghindari kesalahpahaman antara anggota tim.
  • Proses desain dapat dilakukan 1-2 sprint sebelum mobile application development dimulai. Terlebih juga menggunakan design thinking agar ketika ada problem maka akan lebih jelas dan tersiapkan dengan baik.
  • Mengkomunikasikan ide desain dengan team product (product owner, developer dan lainnya untuk menghindari selisih paham dan perbedaan pendapat yang terjadi dalam meja diskusi.
  • Bagi UI designer maupun UX designer, mengetahui komponen-komponen yang biasa dipakai developer dalam kodingan mereka, bisa membantu desainer dalam memahami batasan dan desain yang bisa diwujudkan.

6.Kolaborasi dan Kerjasama

Skill yang perlu diasah selanjutnya adalah kolaborasi dan kerjasama. Banyak sekali tools yang bisa dipakai oleh UI UX Designer.

Mulai dari XD, Figma dan sederetan tools lainnya. Pastinya dalam pekerjaan UI UX Designer maka dia tidak hanya bekerja sendiri.

Namun posisi UI UX Designer juga berkolaborasi dengan team lainnya, salah satunya developer.

Dari sini, kemampuan kolaborasi dan kerjasama mulai dilatih sebelum mulai terjun berkarir menjadi seorang UI UX Designer.

Contoh sederhananya adalah mendiskusikan tools apa yang terbaik untuk desain, menyesuaikan dengan jenis project, preferensi tim, hingga taste perusahaan.

Ketika developer memiliki hak akses untuk melihat keseluruhan desain yang dibuat maka UI UX Designer bisa mengecek kira-kira apa saja desain yang diimplementasikan

Selain itu, mereka akan memberikan masukan, menyamakan persepsi antara designer dengan developer lebih mudah.

Jadi ketika ada masukan dari manapun termasuk developer maka designer bisa langsung mengimplementasikan lebih jauh.

7. UX Writing

Seorang designer juga perlu menguasai skill UX Writing.

UX Writing adalah kemampuan untuk membuat copy sehingga bisa meningkatkan pengalaman yang lebih baik lagi untuk pengguna.

Dengan kata lain, UX writing bertujuan untuk memudahkan komunikasi antara produk dengan user-nya.

Skill ini menyangkut kata-kata yang dibaca maupun yang didengar saat menggunakan produk.

Memiliki kemampuan ini menjadikan desainer dapat secara efektif menulis copy dalam interface yang ringkas, bermanfaat, dan dapat mewakili merk dengan baik.

8.Perdalam Kompetensi UI UX Kamu Bersama Rakamin Academy!

Yuk ikuti perjalanan akselerasi karir selama 18 Minggu bersama expert tutor yang berpengalaman di bidangnya.

Mereka akan siap membantu kamu untuk belajar bareng seputar UI UX dan siap berkarir di industri digital plus dibantu untuk disalurkan kerja.

Pengen yang gratis ada nggak? Ada dong, jangan sedih. Kalian juga bisa ikutan Rakamin Trial Class UI UX loh secara GRATIS!

Buat kalian yang penasaran gimana sistem belajarnya di Rakamin, boleh banget dong ikutan sesi ini.

Yuk tunggu apalagi, buruan daftar sekarang  daripada entar makin penasaran!

Tag

Reyvan Maulid

Writing about Data Science and Digital Marketing Topics. Penyuka Seblak dan Maklor!

Mantap! Kamu telah berhasil berlangganan.
Mantap! Selanjutnya, selesaikan pembayaran untuk akses penuh.
Selamat datang kembali! Kamu telah berhasil masuk.
Sukses! Akun kamu telah aktif, sekarang kamu bisa mengakses semua konten.