Blog Rakamin Academy

Personal Branding vs Branding Produk, Pilih Mana?

Insights 30 Agt 2022

Memiliki brand dan membuka bisnis sendiri merupakan sebuah pencapaian yang luar biasa. Brand yang baik lebih dari sekedar nama yang keren, desain logo yang boom maupun kemasan yang bagus.

Brand punya magnet yang kuat untuk menarik konsumen. Ketika bisnis yang kamu jalankan punya branding produk yang kuat, niscaya orang akan rela menghabiskan waktu yang lama untuk memperhatikan detail produk yang kamu tawarkan.

Branding produk menjadi salah satu penciri yang mudah dikenali pelanggan sehingga dapat bertahan lama di memori konsumennya.

Namun, belakangan ini istilah brand punya keterkaitan dengan banyak aspek. Tidak hanya merujuk pada aspek produk atau layanan yang kamu tawarkan.

Brand juga bisa menempel di ingatan konsumennya lewat personal branding. Mulai dari konten produk yang kamu buat, cara mempromosikan produk kepada masyarakat awam, hingga strategi yang dikeluarkan dalam kegiatan pemasaran juga bisa menjadi tolak ukur suatu brand dikatakan berhasil.

Lantas, sebagai pebisnis, kira-kira diantara keduanya harus memilih yang mana? Apakah membentuk personal branding terlebih dahulu?

Apa mungkin branding produk lebih diutamakan? Atau bisa jadi justru keduanya sama-sama penting sehingga bisa diaplikasikan dalam membangun bisnis? Nah, melalui artikel ini yuk sama-sama kita cari tahu apa sih bedanya personal branding dan branding produk? Jangan skip artikel ini ya, sobat Rakamin

1. Mengenal Branding Produk

Brand produk adalah entitas berupa simbol, merek dagang, rancangan, desain, dan komponen yang punya ciri khas yang membedakan antara produk yang anda jual dengan produk serupa yang ada di pasar.

Sedangkan branding merujuk pada kegiatan komunikasi dan penciptaan yang dilakukan untuk memperkuat, mempertahankan dan mengidentifikasi barang atau jasa untuk membedakan dengan produk kompetitor.

Proses branding tidak secara berjalan linier, namun sebagai proses berkelanjutan yang melibatkan pemantauan dan pertimbangan untuk menciptakan brand yang bertahan lama di pasar.

Branding produk bisa dengan mudah ditemukan di supermarket dengan penciri utama berupa warna, desain logo, kemasan, dan atribut yang melekat pada produk.

Supaya bisa menciptakan identitas yang beda dibandingkan produk lain maka dibutuhkan strategi membangun branding produk yang tepat sasaran.

Ketika ingin membangun suatu brand maka seorang pebisnis perlu memikirkan siapa target pasar kamu, produk apa yang kamu tawarkan, keunggulan apa sih yang kamu bisa jelaskan kepada calon konsumens atas produk yang kamu tawarkan.

Brand yang kuat mencerminkan fungsi dan layanan pada suatu produk sudah baik di mata konsumen. Misalnya banyak orang menyebut mesin printer adalah Epson dan semua laptop adalah Asus.

2. Mengenal Personal Branding

Selain branding produk, istilah yang tidak kalah pentingnya adalah personal branding. Personal branding diartikan sebagai strategi dalam mempromosikan citra diri kamu dihadapan orang lain.

Personal branding bisa ditelusuri dari penampilan, presentasi, pembawaan dan gestur, cara berpikir, gaya bicara hingga akun media sosial kamu. Sederhananya, personal branding adalah anggapan orang yang kamu bangun dan nempel pada dirimu sendiri.

Ada alasan tertentu mengapa personal branding sangat penting bagi suatu individu.

  • Memberitahukan khalayak mengenai keunikan, identitas, kemampuan ataupun hal lain yang menjadikan kamu punya nilai lebih
  • Membangun stigma orang lain mengenai nilai dan kualitas yang kamu punya
  • Media untuk mempromosikan diri
  • Memberi kesan bahwa jika kamu adalah jembatan atas permasalahan yang mereka alami dan dapat membawa situasi ke arah yang lebih baik

Intinya pintar-pintarnya diri kita membawa diri kita dan posisi yang kita punya saat ini agar orang itu bisa mengenal baik sama kita.

Dalam ranah bisnis, banyak produk maupun brand terkenal yang sudah menerapkan personal branding dan melekat pada produk yang disandangnya.

Sebut saja, merek sepatu Nike. Dengan taglinenya yaitu Just Do It sukses membawa produk ini laris hingga dikenal di seluruh dunia. Melalui kalimatnya yang berarti lakukan saja maka tagline bukan hanya sekedar embel-embel tagline belaka dan mudah diingat oleh konsumen.

Namun, kalimat ini juga bisa menjadi sumber inspirasi bagi siapapun untuk memantapkan diri dalam mengambil keputusan dan memotivasi banyak orang.

3. Perbedaan Personal Branding vs Branding Produk

Kalau dilihat dari kedua penjelasan diatas agak mirip-mirip ya sobat Rakamin. Kira-kira letak perbedaan dari personal branding dan branding produk ada dimana?

Kita coba dekatkan dari sudut pandang bisnis. Branding produk diciptakan untuk membantu perusahaan dalam membentuk persepsi pelanggan. Branding produk dibuat untuk keperluan promosi bisnis agar gimana caranya calon pembeli tertarik dengan produk yang kita tawarkan.

Sedangkan personal branding adalah bentuk adaptasi yang dilakukan oleh pelaku bisnis untuk mengenalkan kepada calon konsumen apa sih yang membedakan produkmu dengan produk yang sudah ada di pasar.

Ibaratnya branding produk adalah petanya sedangkan personal branding merupakan orang yang mengoperasikan petanya.

Sederhananya gini deh, kita punya produk cat kuku alias kuteks. Disitu kamu sebagai pelaku bisnis pastinya melakukan branding produk bahwa kuteks yang kamu bikin sudah terdaftar BPOM, dan sudah tersertifikasi halal dan punya keunggulan yaitu aman dipakai anak-anak dibawah 10 tahun sehingga kalau misalnya amit-amit kuteksnya kejilat itu aman.

Nah, branding produk sudah dibuat sekarang gimana orang-orang mau beli produk kalian? Caranya adalah personal branding. Kamu boleh jelaskan gimana sistem pembayarannya, cara pemesanannya, apa keunggulan produknya yang tidak dimiliki oleh produk lain. Jadi kalau misalnya orang-orang sudah kenal nih sama produknya maka personal branding sudah dikatakan berhasil.

4. Keselarasan Antara Product dan Branding

Megahnya sebuah brand tidak melalu ditinjau dari segi desain logo yang gonjreng. Brand juga membutuhkan suatu strategi agar mencapai goals yang diinginkan. Salah satunya adalah dengan peningkatan penjualan.

Untuk mencapai strategi marketing maka seorang pebisnis perlu menyelaraskan antara produk dalam jangka pendek dan branding untuk jangka panjang. Sudah banyak kasus-kasus dalam dunia bisnis yang mengembangkan produk berkualitas di pasaran tapi minim strategi.

Misalnya produk dilaunch tanpa adanya strategi, mengabaikan persiapan sebelum masuk pasar, kurangnya riset pasar dan lain-lain. Otomatis kompetisi di pasar tidak main-main sehingga tanpa adanya sedikitpun strategi bisa-bisa bisnis kamu kurang diperhitungkan.

Fakta yang dibeberkan oleh Pacmann menjelaskan bahwa 81 persen konsumen mempercayai produk dan mempertimbangkan pembelian karena nilai yang dibawa brand. Oleh karena itu, brand sendiri punya tiga pilar dalam proses bisnis.

Brands drive customer decisions

Ketersediaan produk dan layanan berkualitas dengan penawaran harga yang bersaing bisa menjadi salah satu penentu keputusan pembeliaan. Namun, saat ini, bahwa disamping kepentingan produk, harga dan kegiatan distribusi secara umum, aktivitas branding menjadi elemen sentral bagi konsumen untuk menaruh kepercayaan dan mengambil keputusan pembelian.

Brands drive the bottom line

Brand yang kuat pada sebuah produk atau perusahaan berpengaruh signifikan pada peningkatan keputusan bagi konsumen maupun stakeholder lainnya. Kondisi ini kemudian masuk sebagai investasi berharga untuk mendorong siklus kinerja keuangan yang lebih sehat dan mengurangi risiko yang mungkin muncul dalam proses bisnis.

Brands drive differentiation

Brand mampu mengangkat produk pada tingkat diferensiasi lebih tinggi untuk kompetitif di pasar. Banyak hal yang bisa dibangun dalam kegiatan branding, mulai dari penyampaian pesan dan makna dalam brand, kampanye di berbagai channel digital, hingga aktivitas lapangan seperti CSR dan sustainable program yang dapat menaikkan citra dan mendorong perbedaan yang dimiliki perusahaan dengan pesaing-pesaingnya.

Jadi sudah paham ya, kira-kira mana yang kamu dahulukan antara personal branding atau branding product? Keduanya pasti berbeda. Tinggal eksekusinya dari si pelaku bisnis tersebut arah tujuannya mau kemana.

Jika kamu ingin menawarkan keahlian dan ingin diimplementasikan kedalam bisnis kamu maka jawabannya adalah personal branding. Namun ketika produk yang menjadi fokus utama dan ingin mengenalkan produk kamu ke khalayak luas maka jawabannya adalah branding produk.

Di Rakamin Academy kamu bisa belajar seputar bisnis, digital marketing dan skill-skill lainnya yang dibutuhkan industri. Kamu bisa belajar dari mentor-mentor yang profesional dan berpengalaman dibidangnya, dimanapun dan kapanpun kamu mau.

Ada banyak pilihan kelas yang bisa kamu pilih sesuai dengan kebutuhan kamu saat ini. Mulai dari Digital Marketing, SEO, UI UX Designer, Business Intelligence, Data Science dan lain-lain.

Keunggulan yang kamu bisa dapatkan adalah materi-materi dari expert tutor yang berpengalaman dibidangnya. Materinya juga nggak kalah wow banget. Soalnya disetarakan kurikulumnya mirip dengan kurikulum yang disusun universitas top dunia. Hmmm menarik kaannn. Kamu juga akan mendapatkan sesi Coaching & CV Grooming untuk disalurkan kerja dan mendapatkan tiga portofolio sebagai bahan konsiderasi dalam melamar kerja. Yaudah apalagi yang mau tunggu? Segera daftar yuk sobat Rakamin!

Tag

Reyvan Maulid

Writing about Data Science and Digital Marketing Topics. Penyuka Seblak dan Maklor!

Mantap! Kamu telah berhasil berlangganan.
Mantap! Selanjutnya, selesaikan pembayaran untuk akses penuh.
Selamat datang kembali! Kamu telah berhasil masuk.
Sukses! Akun kamu telah aktif, sekarang kamu bisa mengakses semua konten.