Blog Rakamin Academy

Kenalan dengan Design Thinking dalam Kehidupan Sehari-Hari

insight 6 Feb 2023

Istilah design thinking baru-baru ini mulai diimplementasikan dalam berbagai hal yang berbau desain. Mulai dari desain produk, user experience, desain komunikasi visual, UX Designer, arsitektur dan lain-lain pastinya membutuhkan design thinking sebagai pijakannya.

Tapi sobat, design thinking tidak hanya berlaku pada desain saja. Namun peranan dari design thinking adalah membuat pengguna semakin loyal terhadap layanan produk yang kamu tawarkan, menghemat waktu develop aplikasi dan masalah bisa terselesaikan dengan baik dengan jalan peluncuran produk.

Tidak jarang orang-orang selama ini menganggap bahwa design thinking itu identik dengan kaya akan inovasi, berpikir out of the box, punya ide-ide gila yang kreatif untuk disalurkan dalam bentuk aplikasi maupun website dan terobosan baru untuk menjawab permasalahan.

Adapun inti dari design thinking adalah membuat masalah yang rumit menjadi sederhana, membuat strategi menjadi sebuah solusi, mengaplikasikan ide-ide kreatif menjadi sebuah keluaran yang bermanfaat untuk banyak pihak termasuk user. Terus contoh dari design thinking dalam kehidupan sehari-hari itu seperti apa? Simak yuk artikelnya dibawah ini sobat Rakamin!

1. Apa itu Design Thinking

Dikutip dari Interaction Design Foundation menyatakan bahwa design thinking adalah proses yang dilakukan secara berulang untuk memahami pengguna, mendefinisikan ulang permasalahan serta menciptakan solusi.

Kemudian definisi lainnya, design thinking adalah sebuah cara untuk mengimplementasikan atau merancang produk baru berdasarkan filosofi yang berpusat pada manusia (users).

Makin kesini, banyak brand internasional yang sudah mulai menerapkan pendekatan design thinking untuk mengembangkan produk terbaik di dunia.

Design thinking juga diajarkan pada lembaga pendidikan terkemuka di seluruh dunia untuk calon desainer. Konsep design thinking pertama kali dikenalkan oleh peraih Nobel Herbert Simmons pada tahun 1969.

Dalam bukunya The Science of the Artificial, metodologi desain didasarkan pada kebutuhan pelanggan dimana metode ini merupakan metode dasar untuk design thinking.

Adapun lima langkah utama yang mendorong design thinking dalam bisnis:

  • Berempati dengan pelanggan
  • Mendefinisikan tantangan, kebutuhan, dan keinginan
  • Membentuk ide seperti pendekatan berbeda yang diambil untuk menghasilkan solusi untuk masalah tersebut
  • Prototyping produk yang dibuat berdasarkan pendekatan yang berbeda
  • Pengujian disini prototipe diuji dan kesalahan plus manfaat produk dipelajari dengan cermat

Dari kelima langkah tadi penting untuk dipertimbangkan desainer dakam menyusun design thinking. Aspek terpenting dari adanya design thinking adalah pelanggan. Semua keputusan harus diambil sedemikian rupa sehingga menguntungkan kebutuhan pelanggan.

Selain itu, menambahkan perspektif yang berbeda untuk memecahkan masalah adalah cara yang bagus untuk menanamkan design thinking.

2. Manfaat Design Thinking

Adapun manfaat yang bisa diperoleh dengan menerapkan design thinking antara lain:

Dapat menciptakan ide-ide dan solusi yang inovatif

Design thinking berfokus pada pencarian solusi dan menghasilkan banyak ide yang bisa dikembangkan menjadi keluaran yang bermanfaat. Ide tersebut akan membantu pengembangan perusahaan. Dalam meningkatkan produktivitas karyawan diperlukan pola pikir kreatif.

Lebih efisien dan bisa diterapkan di berbagai bidang

Pendekatan yang solutif dari design thinking bisa digunakan di berbagai bidang dalam suatu perusahaan. Keberadaan perusahaan baik jasa maupun barang, pastinya tetap memerlukan feedback yang membangun dari user guna meningkatkan produk, jasa, dan layanannya.

Menciptakan loyalitas pegawai

Design thinking mampu menyediakan teknologi pembelajaran berkaitan dengan keseharian user. Dalam suatu organisasi, user yang dimaksud adalah karyawan.

Karyawan ini membutuhkan suatu pelatihan sehingga mereka dapat menggunakan design thinking dalam menghadapi suatu masalah dan memberikan solusi yang solutif. Fokus pelatihan yang berpusat pada karyawan ini cenderung menumbuhkan loyalitas pegawai dalam perusahaan

3. Contoh Design Thinking

Adapun penerapan design thinking bisa kita lihat di negara Estonia. Estonia dikenal sebagai sebuah rencana revolusioner yang memiliki potensi untuk mengubah negara dari negara tradisional menjadi masyarakat digital masa depan. Apa yang ingin dilakukan e-Estonia adalah mencakup semua lapisan negara.

Mulai dari pemungutan suara, kesehatan, pajak, pendidikan, kepolisian dan lain-lain. Misalnya, dengan menghilangkan kebutuhan untuk mengisi banyak formulir sehingga suatu lembaga – misalnya bank – dapat mengakses informasi Anda dari lembaga lain, seperti kantor pajak.

Pada dasarnya, semua transaksi birokrasi dapat diselesaikan secara online, yang memungkinkan warga untuk menjalani kehidupan mereka tanpa masalah. Jadi, mereka bisa menghabiskan waktu berharga dengan teman atau keluarga daripada pergi ke tempat pemungutan suara.

Banyak manfaat dari mengambil risiko inovatif ini dan menciptakan pemerintahan virtual. Salah satu keuntungannya adalah negara tersebut berhasil menghemat sekitar 2% dari PDB untuk biaya; ini adalah persentase yang sama yang diharapkan setiap anggota NATO untuk membayar perlindungan.  

Menambah manfaat ini adalah kenyataan bahwa pemerintah hampir tidak terbatas karena pemerintah bersifat virtual. Hasilnya, pengusaha kini dapat berinvestasi dan menguji produk mereka di Estonia dimanapun mereka berada

4. Design Thinking Process

Profesor David Kelly, pendiri Stanford School of Design menjabarkan ada lima tahap design thinking atau yang disebut dengan design thinking process. Kelima tahapan ini sangat penting dilakukan karena keputusan dibuat berdasarkan apa yang sedang dibutuhkan oleh pelanggan. Jadi, bukan semata-mata hanya asumsi ataupun kira-kira. Berikut adalah penjelasan dari masing-masing proses dalam design thinking

1. Empathize

Proses pertama dalam design thinking adalah empathize. Pada proses ini sebagai seorang desainer perlu melibatkan empatinya. Mereka harus memahami apa saja kebutuhan, keinginan dan tujuan user apabila produk diluncurkan dan siap digunakan oleh users.

Disini designer perlu untuk melarkukan riset mendalam dengan mengumpulkan insight sebanyak-banyaknya tentang user mereka. Disinilah desainer mulai mencoba untuk membangun empati dengan user agar bisa mengambil tindakan yang tepat.

Misalnya kamu ingin membuat sebuah aplikasi, desainer harus tahu flow atau alur dari mulai buka aplikasi sampai menutup aplikasi begitu seterusnya. Tidak hanya itu saja, desainer juga harus paham terkait navigasi seperti apa yang meringankan pengguna ketika sistemnya berat.

Misalnya harus menambahkan menu apa saja, berisi apa saja dalam satu menu beserta hierarkhinya. Adapun cara yang bisa dilakukan dalam tahap empathize adalah melakukan interview atau terlibat lebih personal untuk mendapatkan pencerahan dari sisi pelanggan.

Dengan informasi dasar mengenai struktur dan cara kerja aplikasi maka akan memudahkan user dalam mengakses aplikasi tanpa lemot.

2. Define

Tahap kedua adalah define yaitu mendefinisikan masalah. Dalam tahap ini, desainer mengumpulkan semua masalah dari tahap empathize. Setelah itu, desainer akan melakukan pengamatan terhadap apa saja kebutuhan user tersebut.

Pastikan di tahap ini harus bisa menjawab kira-kira gimana nih caranya agar website ataupun aplikasi yang telah dirancang harus bisa memudahkan users kalau melakukan aktivitas di aplikasi tersebut.

Misalnya mau cek-cek barang ataupun melakukan transaksi pembelian dimanapun dan kapanpun. Bukan hanya berorientasi pada peningkatan keuntungan tetapi juga harus menciptakan kepuasan pelanggan yang baik.

3. Ideate

Mencari masalah sudah, menemukan masalah yang ditemui user juga sudah, apalagi menjawab kebutuhan pelanggan sudah pasti. Sekarang kita masuk ke tahap ketiga dalam proses design thinking adalah ideate. Disinilah ide-ide kreatif kalian dibutuhkan pada tahap ini. Kalau bisa sebanyak-banyaknya keluarkan ide kamu.

Nah, pastikan banget untuk idenya ini bisa menjawab permasalahan kamu. Caranya gimana? Misalnya dengan mind mapping sampai bodystorming. Dari banyaknya ide yang dikumpulkan, disini perlu mengevaluasi masing-masing ide tersebut untuk menemukan gagasan terbaik.

4. Prototipe

Selanjutnya di tahap keempat dalam design thinking adalah membuat prototipe. Prototipe merupakan produk yang anda kembangkan dengan versi yang diperkecil atau juga bisa dikatakan sebagai simulasi atau testing. Biasanya designer akan membuat prototype dalam bentuk sketsa, digital mockup, paper mockup atau lainnya. Dengan prototipe desainer dapat menguji ide dan desain yang dibuat. Ada beberapa keuntungan jika desainer membuat prototipe

  • Memperoleh pandangan bagaimana users akan berinteraksi dengan produk yang kamu kembangkan
  • Mengidentifikasi apakah ada masalah pada fungsi atau design produk
  • Lebih mudah untuk mengetahui desain seperti apa yang dapat berfungsi dengan baik

5. Test

Sampailah pada tahap kelima yaitu test atau testing. Dalam proses pengujian, desainer akan melihat bagaimana target users anda berinteraksi dengan prototipe yang sudah kamu buat sebelumnya.

Selain itu, tahap pengujian juga akan menghasilkan feedback yang berharga untuk meningkatkan performa dari produk tersebut. Pengujian ini perlu dilakukan untuk mendeteksi kesalahan dan masalah kegunaan sejak awal. Meskipun testing menjadi tahap terakhir dalam design thinking.

Hal tersebut terjadi karena setelah melalui proses pengujian, Anda dapat mengidentifikasi masalah-masalah yang tidak terpikirkan sebelumnya sehingga Anda harus kembali lagi ke tahap-tahap sebelumnya.

Pada dasarnya, tim akan terus melakukan proses ini untuk menyelesaikan masalah yang ditemukan dan produk yang dikembangkan sesuai dengan apa yang diharapkan. Dengan demikian, ketika produk yang Anda rilis ke publik, produk sudah terbebas dari bug serta sesuai dengan ekspektasi target users Anda.

Jadi sudah tahu kan sobat Rakamin bahwa design thinking merupakan salah satu pendekatan yang digunakan oleh desainer untuk menyelesaikan masalah dengan user sebagai fokus utamanya.

Pola pikir ini bisa diaplikasikan tidak hanya dalam bisnis tetapi juga perusahaan ataupun organisasi. Dengan melakukan design thinking, banyak manfaat yang akan kamu dapatkan. Kalau kamu ingin belajar tentang design thinking, yuk gausah bingung lagi! Join aja di Bootcamp UI UX Designer bersama Rakamin Academy!

Di Rakamin Academy kamu bisa belajar seputar bisnis, digital marketing dan skill-skill lainnya yang dibutuhkan industri. Kamu bisa belajar dari mentor-mentor yang profesional dan berpengalaman dibidangnya, dimanapun dan kapanpun kamu mau.

Ada banyak pilihan kelas bisnis yang bisa kamu pilih sesuai dengan kebutuhan. Mulai dari Digital Marketing, SEO, UI UX Designer, Business Intelligence, Data Science dan lain-lain.

Keunggulan yang kamu bisa dapatkan adalah materi-materi dari expert tutor yang berpengalaman dibidangnya. Materinya juga nggak kalah wagyu banget. Soalnya disetarakan kurikulumnya mirip dengan kurikulum yang disusun universitas top dunia. Hmmm menarik kaannn.

Kamu juga akan mendapatkan sesi Coaching  & CV Grooming untuk disalurkan kerja dan mendapatkan tiga portofolio sebagai bahan konsiderasi dalam melamar kerja. Yaudah apalagi yang mau tunggu? Segera daftar yuk sobat Rakamin!

Tag

Reyvan Maulid

Writing about Data Science and Digital Marketing Topics. Penyuka Seblak dan Maklor!

Mantap! Kamu telah berhasil berlangganan.
Mantap! Selanjutnya, selesaikan pembayaran untuk akses penuh.
Selamat datang kembali! Kamu telah berhasil masuk.
Sukses! Akun kamu telah aktif, sekarang kamu bisa mengakses semua konten.