Bedah Cara Membuat Portofolio Kerja yang Outstanding dan Memikat!

Selain CV, ada satu dokumen yang terbilang penting tapi tidak banyak orang yang tahu soal ini. Kira-kira ada yang bisa tebak nggak nih sobat Rakamin?

Hayuk, tebak-tebak buah manggis nih. Yap, portofolio kini mulai dipersyaratkan untuk menjadi sebuah persyaratan dalam melamar kerja di suatu posisi.

Kebanyakan posisi yang meminta portofolio sebagai lampiran pendukung ialah ranah data science, media dan komunikasi, penulis artikel ataupun desain.

Sederhananya, portofolio adalah lampiran hasil karya dari pekerjaan yang pernah kita lakukan. Bisa dari proyek-proyek yang pernah kamu kerjakan dengan klien, memecahkan studi kasus tertentu maupun hasil karya kamu ketika mengikuti kompetisi.

Selain hasil karya yang kamu tujukan, portofolio juga memuat riwayat dari si pembuatnya. Mulai dari riwayat organisasi maupun kepanitiaan, prestasi dan pencapaian yang pernah kamu dapatkan.

Portofolio menjadi sebuah bentuk pengakuan bahwa kamu telah berhasil melakukan pekerjaan dan menghasilkan karya bagi klien. Dokumen ini juga menjadi bukti kalau kamu memang berpengalaman di bidang tertentu.

Contoh apabila kamu adalah seorang content writer maka kamu bisa mencantumkan hasil karya tulisan kamu sendiri yang pernah dimuat di website.

Perbedaan Mendasar antara CV dan Portofolio

Sebelum kita bahas lebih jauh tentang bagaimana cara membuat portofolio, jobseeker perlu tahu dulu apa sih bedanya CV dengan Portofolio?

Karena bisa jadi CV dan portofolio sekilas bentuknya mirip dan kadang sulit untuk membedakannya. Berikut adalah perbedaan antara keduanya:

Tujuan

Adapun tujuan pembuatan CV yaitu untuk menginformasikan siapa sebenarnya kamu. Mulai dari about me (ringkasan singkat diri), pengalaman kerja, latar belakang pendidikan, dan skill yang kamu miliki.

Sedangkan portofolio lebih menunjukkan bukti kuat bahwa kamu pernah menghasilkan karya karena biasanya dalam dokumen CV juga terbatas. Jadi tidak bisa semuanya dimasukkan ke dalam CV.

Struktur Isi

Dilihat dari segi struktur, keduanya juga punya perbedaan. CV biasanya lebih banyak mencantumkan informasi tentang data diri dan pengalaman yang pernah dijalankan oleh kandidat.

Pastinya pengalaman ini juga diselaraskan dengan bidang kerja yang dituju oleh pelamar. Sedangkan portofolio lebih ke penjelasan detail dari hasil karya yang telah kamu buat.

Sifat

Jika CV biasanya bersifat umum yang bisa digunakan untuk semua jenis posisi. Jadi kamu bisa menggunakan CV berulang kali untuk melamar kerja di berbagai posisi. Namun lain halnya dengan portofolio.

Tidak semua posisi mensyaratkan portofolio sebagai syarat untuk lamaran kerja. Jadi ketika melamar di posisi tertentu yang berhubungan dengan karya maka kamu bisa siapkan portofolio sebagai senjata untuk melamar kerja.

Cara Membuat Portofolio yang Outstanding

Setelah tahu perbedaan antara CV dengan Portofolio, sekarang kita masuk ke gimana sih cara membuat portofolio lamaran kerja yang outstanding dan memikat hati HRD. Dijamin HRD makin kepincut sama hasil karya-karya kamu. Yuk kita intip bareng-bareng sobat Rakamin!

1. Buat Table of Content

Hal yang pertama kamu lakukan untuk membuat portofolio adalah buat kerangka dan list apa saja yang dimasukkan ke dalam portofolio. Daftar isi menunjukkan bahwa HRD akan tahu apa saja yang kandidat bahas di portofolionya. Disini kamu bisa memasukkan informasi penting di bagian daftar isi.

Misalnya ada bagian perkenalan, pengalaman kerja, hasil karya yang pernah kamu publikasikan di media online dan kontak yang bisa dihubungi agar HRD bisa reach-out kamu ketika ada lowongan yang berkaitan dengan portofolio dan keahliannya.

Terlebih dengan menuliskan kontak di bagian akhir portofolio maka bisa jadi HRD kemungkinan akan berdiskusi lebih lanjut soal penawaran kerja yang ada.

2. Tuliskan Deskripsi Singkat tentang Siapa Kamu

Walaupun memang portofolio adalah dokumen pendukung dalam lamaran kerja, tapi deskripsi tentang siapa kamu itu sangat penting sobat Rakamin. Lebih baik disarankan untuk diisi agar pembaca maupun HRD bisa lebih dekat dengan kamu.

Buatlah deskripsi singkat yang nendang, eye-catching, dan mengesankan. Siapa tahu HRD kepincut dengan penjelasan diri kamu dan bisa menjamin kamu ajak diskusi lebih lanjut untuk mengambil penawaran kerja (offering). Berikut adalah contoh dari deskripsi singkat untuk portofolio lamaran kerja.

“A fresh graduate who has been passionate about writing for 1+ year in various media portals such as Hipwee, GNFI, Mojok) and writing for company needs (DQLab). I have written 50+ articles published on varied topics and reached my target audience”

3. Berikan Informasi Tentang Skill dan Spesialisasi

Bukan hanya soal CV yang bisa jualan skill, portofolio pun juga bisa nih. Set portofolio kamu malah lebih leluasa untuk menjelaskan detail tentang spesialisasi dan skill yang kamu punya.

Misalnya apabila kamu melamar posisi content writer maka kamu bisa mencantumkan skill apa yang berkaitan dengan posisi tersebut Adapun skill yang berkaitan content writing antara lain Content Writing, Content Planning, SEO Writing, Content Research dan lain-lain.

4. Cantumkan Karya Terbaik Kamu

Cara selanjutnya adalah kamu bisa memilih karya terbaik yang akan ditampilkan didalam portofolio. Ingat karya yang kamu masukkan adalah karya yang membuat kamu terkesan dan menurutmu karyanya menarik dengan hasil yang terbaik. Kamu jelaskan secara detail mengenai karya terbaik yang pernah dibuat. Jangan sampai memasukkan hasil kerja kamu yang tidak maksimal.

Bisa-bisa jadi boomerang bagi kamu sendiri ketika HRD ingin mengetahui lebih dalam soal proyek klien yang pernah kamu kerjakan. Kalau misalnya memang dari awal kamu sudah tertambat pada satu karya yang terbaik, otomatis HRD pasti yakin bahwa kamu adalah orang yang potensial untuk mengisi posisi tersebut.

5. Miliki Tujuan yang Jelas

Dalam penjelasan hasil karya melalui portofolio, jangan lupa sertakan tujuan yang jelas. Sebisa mungkin hindarilah penggunaan kata yang ambigu dalam portofolio untuk meminimalisir adanya misinterpretasi atau misleading content. Portofolio yang kurang informatif dan ambigu juga menyebabkan masalah yang bisa membingungkan rekruter.

Jadi pastikan tujuan kamu jelas ya. Contoh paling simple adalah ketika kamu ingin menjelaskan hasil karyamu kepada rekruter tentang konten mental health issues. Jelaskan dahulu apa itu mental health issues dan kenapa kamu memilih isu ini untuk dibahas dalam konten kamu. Hal ini bisa kamu jelaskan pada rekruter.

6. Lampirkan Prestasi ataupun Pencapaian dalam Portofolio

Agar kamu bisa lebih meyakinkan rekruter dan calon klien, kamu juga bisa loh untuk melampirkan prestasi yang pernah kamu raih. Contoh peraih medali perunggu dalam Kompetisi Esai Tingkat Nasional, peraih award kategori Best Content.

Kamu juga melampirkan ulasan positif atas hasil karyamu dan yang pernah klien berikan kepadamu. Dengan mencantumkan prestasi yang pernah kamu raih maka hal ini bisa menjadi nilai tambah sekaligus pertimbangan bagi rekruter untuk percaya akan hasil karyamu.

7. Berikan Penjelasan Tentang Hasil Karyamu

Tidak hanya Tidak hanya harus sederhana, pastikan portofolio juga ringkas dan jelas. Kamu bisa menambahkan keterangan pada setiap karya yang kamu masukkan dalam portofolio. Walaupun mungkin karya yang kamu tampilkan bisa terlihat secara visual, tapi tetap saja kamu perlu memberikan penjelasan rinci tentang maksud atau tujuan dari karya tersebut.

Tulislah beberapa kata yang menjadi keterangan karya tersebut. Dengan memberikan keterangan tersebut, HRD akan tahu bagaimana cara kerjamu.

Gimana nih udah kebayang-bayang kan sekarang? Dengan kamu punya portofolio sebagai bekal untuk melamar kerja maka kamu akan dinilai lebih siap karena banyak karya-karya yang sudah kamu hasilkan.

Apalagi kesempatan buat diterima kerja semakin besar jika kamu mencantumkan portofolio di dokumen lamaran kerja. Pastikan untuk selalu memperbarui portofolio kamu agar HRD tahu akan perkembangan kamu saat ini.

Sudah siap cari kerja dengan portofolio yang outstanding? Kalau belum punya, mending bangun portofolio kamu dari sekarang deh bersama Rakamin Academy!

Ada banyak pilihan kelas nih yang bisa kamu pilih sesuai dengan kebutuhan. Mulai dari Digital Marketing, SEO, UI UX Designer, Business Intelligence, Data Science dan lain-lain.

Keunggulan yang kamu bisa dapatkan adalah materi-materi dari expert tutor yang berpengalaman dibidangnya. Kamu juga akan mendapatkan sesi Coaching & CV Grooming untuk disalurkan kerja dan mendapatkan tiga portofolio sebagai bahan konsiderasi dalam melamar kerja.

Tiga loh guys kurang apa coba. Yaudah apalagi yang mau tunggu? Segera daftar yuk sobat Rakamin!