Blog Rakamin Academy

9 Strategi Desain untuk Jualan di Media Sosial, Auto Banjir Pesanan!

Prakerja 9 Mei 2024

Media sosial telah menjadi salah satu platform utama bagi pebisnis agar dapat meningkatkan engagement sekaligus meningkatkan penjualan. Berdasarkan survei yang telah dilakukan oleh HubSpot, sekitar 70 persen perusahaan atau bisnis melakukan pemasaran digital di media sosial menggunakan visual content. Survei lain dari Taradel menyebutkan bahwa pilihan media sosial yang menjadi sasaran usaha kecil untuk menggencarkan promosi jualan ada pada Facebook di urutan pertama (83,26 persen), disusul Instagram (48 persen), Linkedin (30 persen), dan TikTok (10,7 persen).

Di tengah masifnya penggunaan media sosial, penting bagi pebisnis untuk menerapkan strategi desain yang menarik khususnya untuk jualan. Strategi desain yang menarik tidak hanya bermain pada aspek estetika visual, namun bagaimana cara pebisnis bisa mengemas pesan yang menarik sehingga calon konsumen tertarik. Selain difokuskan pada strategi desain, seorang pebisnis juga perlu memahami tipe-tipe desain yang cocok untuk diterapkan pada setiap platform yang dipilih. Misalnya pada Instagram yang memiliki 3 jenis konten yaitu Reels, Feed, maupun Stories. Masing-masing konten ini punya dimensi ukuran dan kecocokan visual yang berbeda-beda.

Agar usaha kamu makin banjir pesanan dan auto cuan di bulan puasa, kamu bisa langsung menerapkan 9 strategi berikut biar engagements usaha kamu melejit parah! Langsung simak artikelnya sampai habis, ya, sobat Rakamin!

1.  Pahami Dasar-Dasar Desain

Strategi pertama yang perlu kamu ketahui sebelum membuat desain untuk kebutuhan jualan adalah memahami dasar-dasar desain. Desain yang kamu buat harus jelas siapa subjeknya dan apa pesan yang ingin disampaikan. Memahami dasar-dasar desain, seperti prinsip tata letak, penggunaan warna, tipografi, dan komposisi, akan membantu kamu menciptakan desain yang efektif dan menarik perhatian. Hal ini juga penting untuk memperhatikan konsistensi dalam gaya visual dan branding, sehingga konten yang kamu bagikan dapat dengan mudah dikenali oleh audiens sebagai bagian dari merekmu. Dengan memahami dasar-dasar desain dan menjaga konsistensi dalam pesan dan gaya visual, kamu dapat menciptakan desain yang kuat dan menarik untuk kebutuhan jualan di media sosial.

Dalam menerapkan desain untuk kebutuhan jualan, kamu juga perlu menyesuaikan penggunaan pencahayaan, permainan kontras warna, dan ciri khas dari niche konten yang kamu buat. Selalu gunakan prinsip Rule of Thirds ketika mengatur komposisi gambar akan terlihat lebih menarik jika dilihat secara visual. Jangan lupa pula untuk memperhatikan penggunaan tipografi yang tepat. Kamu bisa memilih font (jenis huruf) yang sesuai dengan bisnis kamu. Pastikan ukurannya pas dan mudah dibaca dengan jelas baik dibaca di layar maupun melalui ponsel.

2.  Manfaatkan Tools Desain Gratis

Sekarang ini, sudah banyak tools desain yang bisa dimanfaatkan secara gratis oleh pebisnis. Daripada kamu mengeluarkan biaya subscription yang mahal untuk menikmati aplikasi tertentu, lebih baik memanfaatkan tools desain gratis yang menawarkan fitur sama atau bahkan lebih lengkap. Salah satu tools desain gratis yang paling populer dan mudah digunakan untuk pemula di ranah desain adalah Canva. Dengan Canva, pemilik usaha dapat membuat berbagai jenis konten, termasuk gambar, poster, brosur untuk kebutuhan posting media sosial dengan cepat dan mudah. Meskipun Canva menawarkan versi berbayar dengan fitur tambahan, versi gratisnya sudah cukup solid untuk kebutuhan dasar desain.

3.  Pahami Strategi dalam Memasukkan Elemen Visual pada Desain

Elemen visual memegang peranan penting dalam menerapkan desain untuk jualan di media sosial. Sebagai seorang pebisnis, kamu perlu memasang tujuan yang jelas terutama pada bagian-bagian penting dalam desain. Pikirkan konsep tersebut secara matang. Mulai dari identifikasi audiens yang tepat, niche konten yang kamu sesuaikan dengan bisnis kamu, keserasian penggunaan teks, palet warna, hingga tipografi untuk membentuk kesan yang kuat pada audiens.

Selain itu, kamu juga perlu memahami kebutuhan audiens saat ini lewat pesan yang ingin kamu sampaikan. Kira-kira siapa target audiens yang ingin kamu tuju. Lalu, apakah kamu ingin menyoroti tentang keunggulan produk, promosi khusus berupa diskon, atau kamu ingin memperkenalkan produk baru? Setiap tujuan akan memiliki cara penyampaian yang berbeda-beda.

Jika kamu ingin menerapkan desain jualan pada media sosial Instagram, kamu juga bisa memadukan satu pilar konten yang bisa digunakan secara berulang sehingga menciptakan konsistensi warna pada setiap postingan yang kamu unggah. Hal ini menjadikan suatu ciri khas yang menggugah rasa penasaran bagi audiens atas konten bisnis yang kamu sajikan.

4.  Konsisten dalam Membangun Branding

Salah satu tantangan yang seringkali dihadapi oleh pebisnis pemula ketika menerapkan desain media sosial adalah tidak konsisten dalam membangun branding. Padahal, konsistensi dalam branding adalah kunci untuk membangun kesadaran merek yang kuat dan meyakinkan bagi audiens. Tanpa konsisten, pesan yang ingin kamu sampaikan bisa tercampur aduk atau bahkan kabur di antara konten dari pesaing atau konten lainnya di media sosial.

Tentu saja hal tersebut dapat mengakibatkan kebingungan atau bahkan kehilangan minat dari calon pelanggan. Maka dari itu, solusi terbaiknya adalah kamu bisa membuat panduan branding yang sudah dijelaskan pada poin sebelumnya agar desain kamu konsisten dan memiliki tampilan yang seragam ada masing-masing platform yang akan kamu tuju.

Dalam membuat suatu desain untuk keperluan jualan, penggunaan copyright atau hak cipta menjadi faktor yang penting. Salah satu etika yang bisa kamu terapkan dalam pembuatan desain adalah menyelipkan credit pada gambar yang ingin kamu gunakan terutama jika kamu menggunakan gambar yang bukan milikmu. Hal ini dilakukan sebagai tanda penghargaan atas karya kreator yang berhasil membuatnya.

Dalam beberapa kasus, penggunaan gambar atau konten mungkin memerlukan izin khusus dari pemilik hak cipta. Pastikan untuk memahami dan mematuhi peraturan hak cipta yang berlaku untuk menghindari masalah hukum di masa mendatang. Selain memberikan kredit pada gambar, kamu juga dapat mencari sumber gambar yang memiliki lisensi bebas royalti atau gambar yang telah dirilis di bawah lisensi Creative Commons. Dengan cara ini, kamu dapat menggunakan gambar secara legal tanpa perlu memberikan kredit kepada pemiliknya.

6.  Sesuaikan Ukuran Gambar dengan Spesifikasi Konten yang akan Dibuat

Selanjutnya, sesuaikan ukuran gambar pada spesifikasi platform yang ingin kamu gunakan. Setiap platform punya karakteristik ukuran yang berbeda. Misalkan ketika kamu ingin membuat desain untuk keperluan story Instagram maka kamu bisa memakai template agar gambar bisa presisi, fit, dan keseluruhan objek bisa tampil maksimal. Kemudian kamu bisa mempertimbangkan tampilan jenis konten sesuai preferensi perangkat apa yang biasanya digunakan oleh audiens. Eits, jangan lupa sebelum memposting, perhatikan baik-baik dulu desain kamu melalui fitur preview agar tampilan konten kamu pas saat benar-benar diposting.

7.  Pancing dengan Copy yang Menarik

Kesan pertama yang menjadi perhatian audiens ada pada copy yang tersemat dalam caption. Kamu bisa membangun koneksi emosional dengan audiens lewat pesan yang dikemas secara menarik dan efektif. Usahakan copy yang kamu buat itu singkat dan padat. Sebab, pengguna media sosial cenderung membaca dengan cepat sehingga curi atensi dalam membuat copy menarik di bagian awal adalah kuncinya. Yang terpenting sampaikan nilai sekaligus manfaat produk secara langsung dalam caption.

Kamu juga menyesuaikan gaya penulisan sesuai dengan platform media sosial yang sedang kamu gunakan. Misalnya untuk media sosial Instagram, kamu bisa menggunakan bahasa yang lebih santai. Sedangkan untuk media sosial Linkedin, kamu bisa sedikit modifikasi bahasanya jadi lebih profesional atau semi formal. Jangan lupa pancing interaksi kepada audiens kamu dengan mengajak mereka untuk lebih terlibat lewat pertanyaan-pertanyaan atau mengajak mereka memilih polling apabila kamu membuat polling.

8.  Gunakan Call-to-Actions (CTA) yang Mengundang Calon Konsumen

Peranan Call-to-Actions (CTA) sangat penting keberadaannya saat kamu membuat desain untuk keperluan jualan di media sosial. CTA harus dibuat dengan jelas dan mengundang audiens untuk melakukan tindakan yang diinginkan, seperti membeli produk, mendaftar suatu event, atau mengunjungi situs web. CTA yang efektif dapat menjadi kunci untuk mengubah pengikut menjadi pelanggan yang berkomitmen dan loyal untuk menjadi konsumen tetap.

Letakkan CTA pada desain yang kamu buat. Bisa di bagian akhir caption dan tambahkan unsur yang mengarahkan audiens pada tindakan tertentu seperti Beli Sekarang, Daftar Sekarang, Hubungi Kami, Segera Dapatkan, dan lain-lain. Jangan lupa unsur urgensi untuk mendorong tindakan audiens seperti “Hanya hari ini!”, “Segera!”, “Stok terbatas!”, dan lain-lain sehingga menggugah motivasi audiens.

9.  Selalu berinovasi dan bereksperimen dalam berbagai format konten

Ketika semua cara di atas berhasil kamu terapkan dengan baik, jangan cepat puas di satu titik. Asah lagi dan pancing dirimu untuk selalu berinovasi dan bereksperimen dalan berbagai format konten. Misalnya, hari pertama kamu berhasil membuat konten dengan tipe carousel feed untuk media sosial Instagram, hari selanjutnya jangan membuat tipe konten yang sama. Kamu bisa kreasikan dengan tipe konten lainnya seperti infografis, storytelling, video reels, maupun selipan meme yang relate dengan usaha kamu.

Jangan lupa kamu bisa melakukan evaluasi dari setiap postingan yang sudah kamu unggah. Kira-kira manakah konten yang works (berhasil mendulang engagement tinggi) dan manakah konten yang perlu perbaikan. Kamu juga bisa memanfaatkan kesempatan dengan mencuri hype yang sedang terjadi sekarang ini demi meningkatkan potensi viral pada konten usaha jualan kamu.

Dengan menerapkan sembilan strategi di atas, pebisnis bisa langsung kamu praktikkan pada usaha jualanmu. Perlu diingat bahwa desain yang baik adalah desain yang berhasil memanjakan mata pengguna serta penggunaan caption yang memikat agar calon konsumen bisa tertarik untuk melakukan pembelian. Kalau kamu adalah seorang pemula yang baru terjun di dunia desain, langsung aja yuk ambil pelatihannya Rakamin Academy lewat Prakerja! Nantinya kalau kamu berhasil menyelesaikan pelatihan sampai selesai, kamu berkesempatan untuk mendapatkan Rakamin Points yang bisa kamu tukarkan untuk eksplorasi topik-topik courses di Rakamin Academy. Wah seru banget kan? Tunggu apalagi. Info lanjut, mending langsung kepoin informasinya di sini ya Sobat Rakamin!

Tag

Reyvan Maulid

Writing about Data Science and Digital Marketing Topics. Penyuka Seblak dan Maklor!

Mantap! Kamu telah berhasil berlangganan.
Mantap! Selanjutnya, selesaikan pembayaran untuk akses penuh.
Selamat datang kembali! Kamu telah berhasil masuk.
Sukses! Akun kamu telah aktif, sekarang kamu bisa mengakses semua konten.